Pumping Test
UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
Uji Pemompaan dilakukan utamanya dalam rangka untuk mengetahui:
- Potensi air tanah berupa Debit Maksimum (Qmax) ataupun Debit Optimum (Qopt) yang aman terhadap lingkungan dari suatu sumur bor, guna memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
- Selain itu Uji Pemompaan juga untuk mengetahui parameter hidrolik sumur lainnya seperti Muka Air Tanah Statis (SWL), Muka Air Tanah Dinamis (MAD), Efisiensi Sumur (Ew), Kapasitas Jenis (Sc), Transmisivisitas (T) dan Konduktifitas Hidrolik (K), well loss (C), head loss (B), Efisiensi Sumur (Ew), well development (Fd), dan Storativitas (S).
Dalam melaksanakan uji pemompaan dilakukan secara 3 (tiga) tahap:
- Uji Pemompaan Menerus (Long Term Test)
Uji pemompaan menerus (Long Term Test) dengan metoda Cooper-Jacob debit tetap adalah memompa sumur dengan debit konstant dan maksimum kemudian diukur penurunan muka air tanah (drawdown) hingga muka air tanahnya stabil. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai Transimisivitas (T) dan Storativitas (S) suatu sumur.
- Uji Pemulihan (Time Recovery Test).
Setelah selesai dilakukan Uji pemompaan Debit Tetap kemudian mesin pompa dimatikan dan dilakukan Uji Pemulihan (Time Recovery Test) yaitu dengan mengukur kenaikan muka air tanah (surutan sisa) hingga muka air tanah mendekati awal sebelum pemompaan.
- Uji Penurunan bertingkat (Step Drawdown Test)
Uji pemompaan metoda Penurunan Bertingkat (Step Drawdown Test) dengan menggunakan metode Hantush-Bierschenk (SNI-8061:2015) adalah uji pemompaan yang diawali dengan pengukuran muka air tanah awal (static water level), kemudian pompa dihidupkan dengan debit yang kecil dan dilakukan pencatatan kedalaman muka air tanah pada selang waktu tertentu sampai surutannya stabil. Berikutnya debit air diperbesar dan dilakukan pencatatan kedalaman muka air tanah pada selang waktu tertentu sampai surutannya stabil, dst. Minimum dilakukan 3 kali pengukuran dengan debit yang berbeda pada selang waktu antara 1 hingga 2 jam. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui parameter hidrolik dari suatu sumur seperti well loss (C), head loss (B), Efisiensi Sumur (Ew), well development (Fd), dll.
Peralatan yang digunakan :
- Water Level Meter
- Stop watch
- Pompa air
- GPS (Global Positioning System)
- Altimeter
Tahapan Analisa metode Hantush-Bierschenk :
- Dari uji step drowdown test dibuat gravik antara s dan t
- Tentukan harga ds (penurunan muka air) pada setiap tahapan
- Penentuan harga B koefisien kehilangan tinggi tekan akuifer (head loss) (dt/m2) dan C koefisien kehilangan tinggi tekan pada sumur (well loss) (dt2/m5)
- Menentukan harga BQ kehilangan tinggi tekan pada akuifer (m) dan CQ2 kehilangan tinggi tekan pada sumur (m).
Rumus Hantush-Bierschenk :
Sw(n) / Qn = B(rew, dt) + CQn
Gambar 1. Uji Pemompaan Penurunan bertingkat (Step Drawdwon Test) dengan menggunakan metode Hantush-Bierschenk (SNI-8061:2015)
Pompa kemudian dimatikan dan dilanjutkan dengan Uji Pemulihan (Recovery Test) mengikuti metoda Theis (1935) dimana muka air tanah (MAT) di sumur akan menaik dan dilakukan pencatatan pada setiap perioda waktu tertentu hingga ketinggian MAT mendekati ke ketinggian semula.
Gambar 2. Penentuan parameter B dan C
Parameter Hidrolik Aquifer
Dari hasil Pengujian sumur, akan dapat diketahui parameter Hidrolik dari akuifer seperti:
- Ew (well efficiency): Efisiensi sumur yang diakibatkan oleh gesekan.
- T (transmisivitas): Kemampuan akuifer setiap m2 untuk meloloskan fluida persatuan waktu
- Sc (specific capacity): besarnya jumlah air yang dapat diambil dari suatu akuifer per satuan waktu dibagi dengan perubahan tinggi air dalam akifer.
- K (konduktifitas hidrolik): kemampuan suatu lapisan atau batuan didalam mengalirkan fluida persatuan waktu.
- S (storatifitas): banyaknya volume air yang dapat dimasukan kedalam suatu akuifer per satuan luas per perubahan head.
- Qopt (debit optimum): debit produksi yang aman agar tidak terjadi penurunan MAT.
Text content
Jasa Survey Geolistrik Jakarta
Kontak
Office : 021-29420312
Mobile : 0813-1121-3498
WhatsApp : 0813-1121-3498